BRUSSELS – Kapal kargo berbendera Indonesia, MV Sinar Kudus, dibajak perompak Somalia di perairan dekat Pulau Socotra, Semenanjung Arab, Afrika, Rabu (16/3) pagi. Hingga kini belum diketahui nasib awak kapal.
Gugus Tugas Antiperompakan Uni Eropa menyatakan,sekitar 30 sampai 50 perompak menguasai Sinar Kudus yang berlayar menuju Terusan Suez,Mesir, setelah dari Singapura.Para perompak selanjutnya menggunakan MV Sinar Kudus untuk membajak kapal lain. “Detail serangan belum diketahui. Tapi dilaporkan para perompak mengambil alih kapal Indonesia untuk membajak kapal kedua,” papar pejabat Gugus Tugas kemarin.Sasaran para perompak setelah menguasai Sinar Kudus adalah MV Emperor berbendera Liberia.
Namun upaya tersebut gagal setelah terjadi perlawanan. Hingga tadi malam,kondisi 20 awak kapal belum diketahui. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Michael Tene belum memperoleh banyak informasi mengenai pembajakan kapal buatan tahun 1999 yang memiliki kode IMO 9172507 tersebut. “Saat ini Kemlu tengah bergerak.Kami masih melakukan konfirmasi lewat jejaring yang dimiliki pemerintah,” papar Tene dihubungi SINDOtadi malam.
Kabar pembajakan terhadap kapal Sinar Kudus datang nyaris bersamaan dengan pernyataan Kementerian Transportasi Tunisia. Disebutkan, perompak Somalia akhirnya membebaskan Hanibal II, kapal tanker kimia yang dibajak sejak November lalu.Perompak melepaskan kapal tersebut setelah pemerintah membayar uang tebusan senilai US2 juta (sekitar Rp17,5 miliar).
Hannibal II yang mengangkut 31 awak asal Tunisia dibajak di perairan Laut Merah dalam perjalanan menuju Djibouti. Pembajakan kapal kargo Sinar Kudus semakin memperpanjang daftar korban perompak Somalia.Selama bertahuntahun, kawanan perompak telah menyerang ratusan kapal yang melintasi Samudra Hindia. Pada 2008, penjahat perairan itu melakukan 111 serangan, termasuk 42 pembajakan yang berhasil dilakukan terhadap kapal-kapal dari berbagai negara.
Tingkat serangan pada Januari dan Februari 2009 sekitar 10 kali lebih tinggi daripada periode yang sama tahun 2008. Awal Januari 2010,KBRI di Nairobi,Kenya,harus mencari tahu nasib 17 awak buah kapal warga Indonesia yang berada di atas Kapal Premoni yang dibajak perompak Somalia di Teluk Aden. Kapal tanker yang mengangkut bahan kimia tersebut dilaporkan milik perusahaan Indonesia, tetapi berbendera Singapura.
Selain 17 awak kapal asal Indonesia, di atas kapal seberat 20 ribu ton tersebut juga terdapat 5 warga China, 1 orang asal Nigeria, dan 1 orang lagi asal Vietnam. Akhir Oktober tahun lalu, para perompak di Desa Labada, utara Somalia,juga menembaki helikopter milik badan antipembajakan. Insiden akhirnya melukai 3 korban yang tidak diketahui pasti dari kubu mana.
0 komentar:
Posting Komentar