Menulis dan proses berpikir berkaitan erat dalam menghasilkan suatu
karangan yang baik. Dan karangan yang baik merupakan manifestasi dari
keterlibatan proses berpikir. Dengan demikian, proses berpikir sangat
menentukan lahirnya suatu karangan yang berkualitas. Syafi’ie (1988:43)
mengemukakan bahwa salah satu substansi retorika menulis adalah
penalaran yang baik. Hal itu berarti bahwa penulis harus mampu
mengembangkan cara-cara berpikir rasional. Tanpa melibatkan proses
berpikir rasional, kritis, dan kreatif akan sulit menghasilkan karangan
yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Tulisan kali ini saya ingin menceritakan tentang kejadian yang saya lihat pada saat saya berlibur di pantai Pangandaran akhir bulan Desember 2011. Saat itu saya bersama keluarga sedang berkeliling mengitari pantai, disana ternyata sedang terjadi pasang surut air laut, sehingga banyak nelayan yang sedang mencoba menarik ikan-ikan yang ada di laut. Saat itu juga saya melihat tulisan di bagian pantai timur ada sebuah tulisan "Kawasan Zona Tsunami" di kawasan tersebut juga memang banyak digunakan untuk bermain banana boat dan sebagainya. Tadinya saya ingin sekali ikut bermain di tempat itu, tapi tidak diperbolehkan oleh orang tua saya, tetapi tidak lama saat saya ingin bermain itu, ternyata ada pemuda yang tenggelam di laut tersebut, dan dibawa oleh petugas ambulance sekitar pantai. Kabarnya pria itu tewas akibat tenggelam di laut saat sedang bermain.
Alhamdulillah, saya tidak jadi bermain di tempat tersebut. Saya hanya berenang di pantai yang kawasannya lebih aman. Perkataan orang tua memang selalu tepat. :)
2 komentar:
22 Maret 2012 pukul 02.12
kawan, karena kita sudah mulai memasuki mata kuliah softskill akan lebih baik jika blog ini disisipkan link Universitas Gunadarma yaitu www.gunadarma.ac.id yang merupakan identitas kita sebagai mahasiswa di Universitas Gunadarma juga sebagai salah satu kriteria penilaian mata kuliah soft skill.. terima kasih :)
5 April 2012 pukul 23.37
terima kasih infonya :)
Posting Komentar