Menstruasi adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan
darah uterus melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan
yang mengandung darah ini terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia
subur dan yang sedang tidak hamil. Peristiwa ini dimulai dengan adanya
pengeluaran selaput lendir rahim di bagian dalam rahim atau endometrium.
Di bawah pengaruh hormon estrogen, endometrium pun jadi tumbuh
menebal, menantikan datangnya sel telur. Ibaratnya lapisan tebal
endometrium ini seperti karpet atau tanah subur yang siap menanti
datangnya sel telur atau okulasi. Pada puncak pertengahan siklus haid
yang optimal, terjadilah pelepasan sel telur. Nah, saat itulah bila ada
sel sperma masuk, sel telur dan sperma ini bersatu menjadi zygote (bakal
janin) dan menempel pada endometris yang sudah mencapai ketebalan
maksimal tadi.
Proses seperti ini akan berulang setiap bulan, sepanjang tidak
terjadi pembuahan yang menghasilkan zygote. Pada waktunya, tumbuh lagi
selaput yang baru. Dengan kata lain, karpet tadi digelar lagi, lalu
tanggal lagi, begitu seterusnya.
2 Menulis sebagai Proses Berpikir
Menulis merupakan
suatu proses kreatif yang banyak
melibatkan cara berpikir divergen
(menyebar) daripada konvergen
(memusat). Menulis tidak ubahnya dengan melukis. Penulis
memiliki banyak gagasan dalam menuliskannya. Kendatipun secara teknis ada
kriteria-kriteria yang dapat diikutinya, tetapi wujud yang akan dihasilkan itu
sangat bergantung pada kepiawaian penulis dalam mengungkapkan gagasan. Banyak
orang mempunyai ide-ide bagus di benaknya sebagai hasil dari pengamatan,
penelitian, diskusi, atau membaca.
Sekian cerita dari saya.
Menulis dan proses berpikir berkaitan erat dalam menghasilkan suatu
karangan yang baik. Dan karangan yang baik merupakan manifestasi dari
keterlibatan proses berpikir. Dengan demikian, proses berpikir sangat
menentukan lahirnya suatu karangan yang berkualitas. Syafi’ie (1988:43)
mengemukakan bahwa salah satu substansi retorika menulis adalah
penalaran yang baik. Hal itu berarti bahwa penulis harus mampu
mengembangkan cara-cara berpikir rasional. Tanpa melibatkan proses
berpikir rasional, kritis, dan kreatif akan sulit menghasilkan karangan
yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Tulisan kali ini saya ingin menceritakan tentang kejadian yang saya lihat pada saat saya berlibur di pantai Pangandaran akhir bulan Desember 2011. Saat itu saya bersama keluarga sedang berkeliling mengitari pantai, disana ternyata sedang terjadi pasang surut air laut, sehingga banyak nelayan yang sedang mencoba menarik ikan-ikan yang ada di laut. Saat itu juga saya melihat tulisan di bagian pantai timur ada sebuah tulisan "Kawasan Zona Tsunami" di kawasan tersebut juga memang banyak digunakan untuk bermain banana boat dan sebagainya. Tadinya saya ingin sekali ikut bermain di tempat itu, tapi tidak diperbolehkan oleh orang tua saya, tetapi tidak lama saat saya ingin bermain itu, ternyata ada pemuda yang tenggelam di laut tersebut, dan dibawa oleh petugas ambulance sekitar pantai. Kabarnya pria itu tewas akibat tenggelam di laut saat sedang bermain.
Alhamdulillah, saya tidak jadi bermain di tempat tersebut. Saya hanya berenang di pantai yang kawasannya lebih aman. Perkataan orang tua memang selalu tepat. :)